Selasa, 22 November 2011

MENDIDIK ANAK DURHAKA


Anak adalah harapan orangtua di dunia dan di akhirat.. Anak menjadi penyejuk mata dan penenang hati orang tua di dunia. Pengirim do’a dan amal sholeh ketika telah meninggalkan dunia. Oleh karena itulah kelahirannya diharapkan dan dinanti oleh setiap pasangan. Saya yakin termasuk anda di dalamnya.
            Namun, kehadirannya yang diiringi dengan air mata kebahagiaan terkadang diakhiri dengan air mata kepedihan dan kekecewaan. Harapan berubah menjadi nestapa, manakala si buah hati tumbuh besar. Kelucuan sikap dan perilaku berubah menjadi pelecehan. Senyum manisnya menjadi senyum sinis. Kata-kata lembutnya menjadi makian dan cacian.
            Ketika itulah harapan menjadi musnah. Sebagaimana yang dikeluhkan seorang laki-laki kepada khalifah Umar bin Khaththab.
            Diriwayatkan bahwa seorang laki-laki datang kepada Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu yang pada waktu itu menjabat jabatan khalifah/pemimpin Islam. Lelaki itu bermaksud mengadukan kedurhakaan anaknya. Mendengar penuturan laki-laki itu, Umar memanggil anak laki-laki tersebut dan bertanya perihal kedurhakaannya. Anak itu menjawab: “Wahai amirul mukminin, bukankah anak juga memiliki hak-hak yang harus dipenuhi oleh ayahnya?” Umar berkata: “Tentu.” Anak itu bertanya, “Apakah hak-hak anak itu, wahai amirul mukminin?” Umar menjawab, “Memilihkan ibu yang baik, memberikan nama yang baik kepadanya dan mengajarkan Al-Qur’an kepadanya.” Anak itu berkata lagi, “Wahai amirul mukminin, sesungguhnya ayahku belum pernah menunaikan salah satupun diantara semuanya itu. Adapun ibuku seorang wanita ethiopia dari keturunan majusi (penyembah api). Ayahku telah memberi nama Ju’al (kumbang kelapa) kepadaku dan ia belum pernah mengajarkanku satu huruf pun dari Al-Qur’an.” Kemudian Umar menoleh kepada laki-laki itu dan berkata, “Engkau telah datang kepadaku untuk mengadukan bahwa anakmu telah berbuat durhaka kepadamu, padahal engkau telah mendurhakainya sebelum ia mendurhakaimu dan engkau telah berbuat buruk kepadanya sebelum ia berbuat buruk kepadamu.”
            Saudaraku inilah hakekat pendidikan itu. Yaitu orang tua menunaikan hak anak lalu kemudian anak yang menunaikan hak orang tuanya. Bukan sebaliknya! Orang tua mendurhakai anak kemudian gantian anak yang mendurhakai orang tuanya.

Agar terhindar dari kedurhakaan anak maka hendaklah diambil tiga langkah penting,yaitu:

Memilih/Menjadi Ibu Yang Baik

Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam telah bersabda, sebagaimana yang diriwayatkan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:
“Wanita dinikahi karena empat perkara yakni karena hartanya, karena keturunannya, kerena kecantikannya dan karena agamanya. Maka dari itu, pilihlah berdasarkan agamanya  niscaya cukup bagimu.” (Muttafaqun alaih)
            Pendidikan anak pastilah berawal dan pendidikan seorang ibu. Disadari atau tidak, Ibu menjadi guru yang pertama dan utama. Anak pertama kali belajar berbicara, bersikap, dan berperilaku dari seorang ibu. Oleh karena itulah sangat penting seorang ibu yang baik.
            Sekarang marilah kita renungkan! Bagi para Ibu: “Apakah kita telah menjadi ibu yang baik bagi anak kita?”  Bagi para suami : “Sudahkan kita memilih ibu yang tepat untuk anak kita?”
            Apapun hasil perenungan anda, saya yakin bahwa kita sepakat, bahwa kita harus senantiasa berupaya agar “Ibu menjadi lebih baik”. Caranya cukup satu, yaitu agama. Artinya: tingkatkan pemahaman dengan belajar agama Islam, kemudian berprilakulah sesuai dengan pemahaman agama Islam. Didiklah anak dengan ilmu dan suri tauladan, Insya Allah anak kita bisa belajar dengan mencontoh sebelum mendengarkan dan berbicara.



Memberi Nama Yang Baik

            Alangkah kelirunya orang yang berkata, “Apakah artinya sebuah nama”. Dalam Islam, pemberian nama pada anak justru merupakan hal yang tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu, pilihlah nama yang baik bagi anak anda, tinggalkanlah nama-nama yang tidak bermakna atau yang memiliki artian yang jelek. Imam Abu Daud meriwayatkan dengan sanad Hasan dari Abi Darda radhiyallahu ‘anhu, ia mengatakan bahwa Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya pada hari kiamat nanti, kalian akan dipanggil dengan nama-nama kalian dan nama-nama bapak kalian. Oleh karena itu perbaguslah nama-nama kalian.”
            Sebagai bukti pentingnya penggunaan nama yang baik, Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam pernah mengganti nama seseorang yang bermakna kurang baik dengan nama yang bermakna baik. Diantaranya sebagaimana yang diriwayatkan oleh Bukhari dari sa’id bin Musyayaf dari bapaknya dari kakeknya berkata: “Aku datang kepada Nabi shalallahu'alaihi wa sallam. Beliau bertanya, “Siapa namamu?” Aku menjawab, “Hazn (duka cita)”. Beliau bersabda, “Namamu diganti Sahl (mudah).”
            Nama adalah doa orang tua yang dilekatkan pada anak sepanjang hidupnya. Didalam nama itu terkandung harapan. Karena itulah, belum terlambat untuk merubah nama yang jelek, sebagaimana belum terlambat untuk mengharapkan anak yang sholeh.


Mendidik Dan Mengajar Al-Qur’an Kepada Anak

            Al-Qur’an adalah sebuah kitab yang di dalamnya terkandung ajaran akhlak yang tinggi dan sempurna, baik akhlak kepada Allah, akhlak kepada nabi, akhlak kepada diri sendiri, akhlak kepada sesama muslim, akhlak kepada hewan dan tumbuhan dan tentu saja akhlak kepada kedua orang tua.
            Mendidik dan mengajarkan Al Qur’an kepada anak termasuk juga mendidik dan mengajarkan berakhlak yang baik kepada orang tuanya. Oleh karena itulah tidak sempurna akhlak seorang anak kepada orang tuanya sebelum dididikan dan diajarkan Al Qur’an kepadanya.
            ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam ia menjawab bahwa akhlak beliau adalah Al-Qur’an. Oleh karena itulah ajarkan anak kita mengenal Al Qur’an, membacanya, dan memahami kandungannya. Jadikanlah Al-Qur’an sebagai teman anak anda agar ia tumbuh dengan nilai-nilai Al-Qur’an tertanam dalam jiwanya.

1 Komentar:

Pada 29 November 2011 pukul 21.23 , Blogger ElKa Wedding mengatakan...

mantaaaps...
semoga menginspirasi para orang tua untuk mengajari anaknya menghafal Al Qur`an, meskipun anak-anak belum mengerti bahasa arab...

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda